Senin, 23 Februari 2009


Mantan pemain Chelsea dan Juventus, Didier Deschamps menyebut David Trezeguet sebagai senjata mematikan yang harus diwaspadai Chelsea saat menjamu Juventus di Stadion Stamford Bridge, Selasa (24/2) malam atau Rabu dini hari WIB.

Walau begitu, Deschamps menyatakan tidak memihak tim mana pun. Menurutnya, beradunya dua klub elite Italia dan Inggris itu akan tetap menyajikan tontonan menarik karena keduanya memiliki keistimewaan masing-masing.

"Juventus dikenal sangat solid dengan skema 4-4-2. Mereka sangat mengerti bagaimana efektifnya formasi tersebut. Selain itu, Juve juga punya karakter permainan yang tajam dan mematikan," ujar mantan pemain internasional Perancis ini.

Dijelaskan juga, meski pelatih Claudio Ranieri memiliki banyak pilihan penyerang, yaitu Alessandro Del Piero dan Amauri, Deschamps menilai Trezeguet-lah sosok yang bisa menentukan nasib Juve. "Kalau Trez sedang normal, sulit untuk meninggalkannya di bangku cadangan. Kita tahu, dalam laga seperti ini, satu gol bisa sangat menentukan," ungkap pemain yang membela Chelsea pada musim 1999-2000 ini.

Soal Chelsea, Deschamps mengatakan, "The Blues" masih dalam masa transisi dari era Luiz Felipe Scolari ke Guus Hiddink. "Chelsea sempat mecet di bawah Scolari dan pola 4-3-3 juga tidak efektif buat Chelsea. Dengan formasi itu, bola tertahan di tengah dan nyaris melumpuhkan pergerakan sayap. Namun, kita tahu Hiddink adalah pelatih cerdas. Kalau Anda melihat permainan Chelsea ketika melawan Aston Villa, Anda akan mengakui kalau Hiddink sudah memulihkan Chelsea sedikit demi sedikit," jelas pria yang membawa Juventus promosi ke Serie-A pada musim 2006-2007 ini.

Tidak ada komentar: